Senin, 10 Maret 2014

PELAPUKAN BENDA

A. Pembusukan pada Benda
Pembusukan umumnya terjadi pada bahan makanan. Penyebab pembusukan adalah karena adanya makhluk hidup yang berukuran sangat kecil,seperti bakteri dan jamur. Jamur merupakan penyebab yang utama dari pembusukan. Jamur akan mudah berkembang pada keadaan lingkungan yang lembab. Jika kondisi lingkungan lembap dan banyak air, jamur akan tumbuh dengan subur. Selain itu, jamur tumbuh dengan pesat di tempat yang memiliki suhu yang hangat, tidak terlalu dingin. Dengan kondisi demikian, akan mempercepat pembusukan. Kandungan air yang terlalu banyak dalam bahan makanan menyebabkan pembusukan lebih mudah terjadi. Jamur dan bakteri penyebab pembusukan akan tumbuh berkembang dengan cepat jika banyak udara.

B. Pelapukan pada Benda
Benda yang umumnya mengalami pelapukan adalah kayu. Namun, batuan yang keras pun dapat mengalami pelapukan. Pelapukan disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti udara yang lembap dan kandungan air yang banyak. Kehadiran makhluk hidup yang lain, seperti rayap dapat mempercepat pelapukan. Rayap memakan kayu dengan cara melubangi kayu. Kayu yang berlubang-lubang menyebabkan air dapat masuk sehingga mempercepat pelapukan. Kayu yang melapuk dapat juga disebabkan oleh jamur dan lumut yang tumbuh di atasnya.

C. Perkaratan pada Benda
Logam yang dapat mengalami perkaratan adalah besi dan berbagai logam hasil campuran besi. Jika besi disimpan beberapa lama dalam keadaan terbuka maka akan mengalami perkaratan. Udara yang ada di sekitar kita mengandung oksigen. Oksigen dimanfaatkan makhluk hidup untuk bernapas. Namun, jika oksigen bersentuhan dengan logam besi secara terus menerus dalam waktu tertentu maka akan timbul karat. Perkaratan sangat merugikan bagi manusia. 
Logam besi sebelum berkarat memiliki sifat yang kuat, keras dan mengkilap. Namun, jika sudah mengalami perkaratan, besi tersebut menjadi rusak, mudah patah, rapuh, warnanya berubah menjadi coklat bahkan menjadi hitam. Perkaratan akan lebih cepat terjadi jika lingkungan yang basah. Selain itu, air yang mengandung mineral seperti garam akan lebih cepat menghasilkan karat.

Senin, 03 Maret 2014

Legenda Kura-kura Raksasa Penjaga Danau di Vietnam

arief kas - d'Traveler - Selasa, 04/03/2014 10:20:00 WIB
detikTravel Community -  Tidak jauh dari Old Quarter, Hanoi, Vietnam, ada Danau Hoan Kim yang besar. Selain ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal dan asing, danau ini juga menyimpan legenda. Kura-kura raksasa dipercaya menjaga pedang Raja Le Loi.

Musim dingin melanda Hanoi di pertengahan bulan Januari 2014. Dengan cuaca 10-22 derajat celcius, memaksa para penduduknya untuk mengenakan baju hangat. Kami tinggal dikawasan Old Quarter, kawasan hunian dan bisnis lama yang dibangun semasa penjajahan Prancis di akhir abad ke 20.

Bangunan di Old Quarter Hanoi rata-rata berlantai dua atau tiga, dengan bentuk bangunan yang sempit tetapi memanjang ke belakang. Rata-rata nama jalan dinamakan sesuai dengan komoditas dagangan yang dulu dijual.

Kini kawasan tersebut menjadi kawasan yang prestisius dan cukup mahal, mengingat lokasinya yang strategis dan banyak hotel dibangun disini untuk menampung turis asing yang sudah mencapai 8 juta kunjungan per tahun. Dari Old Quarter, kami hanya berjalan sekitar 10 menit menyusuri jalan-jalan kecil yang ramai.

Ada banyak pedagang makanan di sepanjang jalan, tetapi kami kurang yakin akan faktor kebersihan serta halal atau tidaknya. Mengingat makanan mereka menggunakan minyak babi atau bahkan memakai daging babi.

Tidak lama kemudian, kami tiba di muka Danau Hoan Kim yang cukup lebar. Mungkin hampir sama seperti ukuran Danau Sunter. Bedanya, danau ini dirawat dan dijadikan tempat wisata yang menarik jutaan wisatawan lokal dan asing, bahkan penduduk lokal untuk sekedar datang dan menikmati pemandangan hijau di tengah kota yang padat penduduknya.

Ada sebuah kelenteng tua bernama Ngoc Son Temple yang dibangun oleh raja Vietnam di masa itu. Budaya Vietnam sangat dipengaruhi sekali oleh budaya China, sehingga bentuk bangunan dan tradisinya bahkan sama dengan di dataran China.

Untuk memasuki kuil Ngoc Son ini, pengunjung akan melewati jembatan lengkung ala China dan harus membayar uang masuk sebesar 50.000 Dong atau sekitar Rp 25.000. Sejenak kami berfoto-foto di jembatan lengkung dan kemudian memasuki pelataran kuil. Tampak jelas bahwa budaya China sangat mempengaruhi, sehingga kami merasa bukan seperti berada di Hanoi tetapi di suatu tempat di dataran China.

Ngoc Son mempunyai arti Temple of Jade, dibangun pada tahun 1865 dan digunakan sebagai tempat ibadah umat Tao. Yang menarik, ada sebuah kura-kura raksasa yang mempunyai panjang 2,1 meter dan lebar 1,2 meter dengan berat 250 kg. Diperkirakan umur kura-kura yang sudah diawetkan ini sekitar 500 tahun dan ditemukan mati pada tahun 1968.

Konon Danau Hoan Kim ini dihuni oleh kura-kura raksasa yang mengambil pedang raja di abad 15 Masehi. Dipercaya apabila kura-kura tersebut mati, maka akan ada malapetaka yang akan menimpa Vietnam. Percaya atau tidak, sudah terjadi pecah perang saudara di Vietnam yang memakan jutaan korban penduduk sipil dan asing.

Kini kura-kura raksasa masih mendiami danau tersebut dan sering muncul di kala waktu. Bahkan di seberang kuil ada sebuah pulau kecil, dan konon disanalah pedang Raja Le Loi ditancapkan dan selalu dijaga oleh kura-kura tersebut. Selesai menikmati kuil, kami berkeliling danau sambil menunggu senja yang sesaat lagi akan tiba.

Jalur pejalan kaki lebar dan terawat, dibuat di sepanjang danau ini. Ketika malam tiba, puluhan muda-mudi asyik bercengkerama di bangku-bangku taman di sepanjang danau dengan luas sekitar 1,5 km persegi ini. Di sepanjang danau juga dihiasi lampu-lampu taman yang cantik dan berwarna-warni, bahkan membuat saya iri. Kenapa danau di Jakarta tidak dibuat seperti ini ya.

Pedagang asongan juga tidak menggangu kami pejalan kaki, mereka berjualan es krim hingga jagung bakar. Ada beberapa muda-mudi sedang asyik ber-skate board, ada pengunjung manula yang sedang menikmati open karaoke di pinggir danau. Semuanya begitu indah untuk dinikmati. Rakyat butuh hiburan gratis dan nyaman. Danau Hoan Kim sudah memberikan yang terbaik.

Malam hari kami menikmati secangkir kopi di bundaran HI-nya Hanoi, sebuah bangunan cafe dan restoran setinggai 5 lantai. Di lantai kelima, kita bisa menikmati Kota Hanoi di malam hari, tepat di sisi selatan Danau Hoan Kim yang cantik. Kopi Vietnam dengan udara dingin, pasangan yang ideal. Good Night, Hanoi!